Did You Know? A ten gallon hat holds 3/4 gallons of water or 3 quarts.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan jumlah penduduk yang selalu meningkat dari tahun ke tahun terus diimbangi dengan kesadaran akan arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal ini berimplikasi pada pola konsumsi makanan yang juga akan terus meningkat. Disamping tujuan utama penggunaan makanan sebagai pemberi zat gizi bagi tubuh yang berguna untuk mempertahankan hidup, manusia juga menggunakannya untuk nilai-nilai sosial, karena penggunaan makanan telah melembaga sebagai alat untuk berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu makanan dalam lingkungan masyarakat menyangkut gizi dan aspek sosial.

Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang sangat populer dikalangan masyarakat yang bermanfaat sebagai sumber protein hewani. Hampir semua jenis lapisan masyarakat dapat mengkonsumsi jenis makanan ini sebagai sumber protein hewani. Hal ini disebabkan telur merupakan salah satu bentuk makanan yang mudah diperoleh dan mudah pula cara pengolahannya. Hal ini menjadikan telur merupakan jenis bahan makanan yang selalu dibutuhkan dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat. Pada gilirannya kebutuhan telur juga akan terus meningkat.

Telur dihasilkan oleh jenis hewan unggas antara lain ayam, bebek, angsa, dan jenis unggas lainnya. Ayam merupakan jenis unggas yang paling populer dan paling banyak dikenal orang. Selain itu ayam juga termasuk hewan yang mudah diternakkan dengan modal yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan hewan besar lainnya seperti sapi, kerbau dan kambing. Produk ayam (telur dan daging) dan limbahnya diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Telur dan daging ayam yang diperlukan oleh ratusan juta manusia di dunia ini mengakibatkan tumbuhnya peternakan ayam skala kecil, menengah dan industri ayam modern hampir diseluruh dunia berkembang pesat.

Disamping semakin pentingnya peranan telur ayam ras dalam struktur konsumsi telur, telur ayam ras memiliki sifat permintaan yang income estic demand, bila pendapatan meningkat, maka konsumsi telur juga meningkat. Dimasa yang akan datang, pendapatan per kapita per tahun akan meningkat terutama pada negara-negara yang saat ini negara yang berkembang dan sedang berkembang. Dengan demikian konsumsi telur juga diperkirakan akan meningkat. Indonesia, misalnya menurut perkiraan pada tahun 2005 pendapatan per kapita per tahun akan meningkat menjadi Rp 22.500.000 (kurs dolar Rp 9000) dan konsumsi telur diperkirakan akan mencapai 4,07 kg per kapita per tahun. Dengan memanfaatkan data proyeksi penduduk tahun 2005 dan proyeksi konsumsi telur per kapita pada tahun yang sama, maka diperkirakan konsumsi telur pada tahun tersebut mencapai 979,70 ribu ton.

Sementara itu, bila dilihat kecenderungan produksi telur ayam ras yang meningkat sebesar 4,50% per tahun atau sekitar 709,72 ribu ton pada tahun 2005, maka peluang pasar telur ayam pada tahun ini mencapai 269,98 ribu ton. Peluang pasar ini diisi oleh telur ayam buras dan telur itik yang pangsanya masing-masing 15% dan selebihnya merupakan peluang pasar telur ayam ras. Peluang pasar ini belum termasuk pasar ekspor, baik dalam bentuk telur segar maupun powder (Poultry Indonesia) (Marsidi, 2002).

Secara ekonomi, pengembangan pengusahaan ternak ayam ras petelur di Indonesia memiliki prospek bisnis menguntungkan, karena permintaan selalu bertambah (Cahyono, 1994). Hal tersebut dapat berlangsung bila kondisi perekonomian berjalan normal. Lain halnya bila secara makro terjadi perubahan-perubahan secara ekonomi yang membuat berubahnya pasar yang pada gilirannya akan mempengaruhi permodalan, produksi dan pemasaran hasil ternak. Dalam skala lokal (DIY) konsumsi protein hewani dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, setelah pada tahun 1998 mengalami penurunan yang tajam akibat dari krisis moneter.

Berikut data produksi telur di Propinsi DI Yogyakarta periode tahun 1997-2002.

Tabel 1. Data Produksi Telur Di Propinsi DI Yogyakarta Periode Tahun 1997-2002

Sumber : Bina Program Dinas Peternakan DIY 1990-2002.

Keterangan: Bagi yang berminat untuk memiliki versi lengkap judul diatas dalam format Msword hubungi ke nomor:

Hp/Wa. 0812 2701 6999 atau 0817 273 509. Skripsi Rp300rb, Tesis Rp500rb. Layanan ini bersifat sebagai referensi dan bahan pembelajaran. Kami tidak mendukung plagiatisme. Jika belum jelas, jangan ragu telepon kami :)

Apabila digambarkan dalam grafik, perbandingan antara produksi dan konsumsi telur, akan didapatkan grafik sebagai berikut :

Gambar 1. Tingkat Produksi dan Konsumsi Telur Ayam Ras di DIY tahun

1997–2002 (kg/tahun).

Sumber : Statistik & Informasi Peternakan DIY, Dinas Peternakan DIY, 2004.

Grafik produksi telur adalah grafik batang, sedangkan grafik konsumsi telur adalah grafik garis. Dari perbandingan antara grafik batang dan garis dapat diketahui bahwa jumlah konsumsi telur selalu cenderung lebih tinggi daripada tingkat produksinya. Dari gambar 1 juga dapat dilihat bahwa pada tahun 1998 produksi telur mengalami penurunan yang tajam dan kembali meningkat pada tahun 1999 dan tahun 2000. Hal ini disebabkan banyaknya perusahaan peternakan ayam petelur yang gulung tikar disebabkan harga pakan yang mahal, sementara harga jual telur ayam tidak meningkat signifikan, sehingga banyak peternak yang rugi dan akhirnya memutuskan untuk menutup usaha peternakannya. Di lain pihak konsumsi telur dalam masyarakat cenderung selalu mengalami kenaikan, sehingga ketika pasokan telur dari pasar tidak mencukupi, maka mereka kesulitan untuk mendapatkan telur. Karena kebutuhan akan telur meningkat sementara ketersediaan telur di pasaran menurun, maka harga jual telur ayam pun meningkat.

Besarnya peluang pasar ayam ras petelur ini merupakan kesempatan yang sangat potensial untuk mengembangkan peternakan ayam petelur. Salah satu peternakan yang dikelola cukup baik dan berhasil melewati saat krisis moneter dengan sukses adalah usaha peternakan ayam petelur milik H. Ngatidjo di Ngemplak Sleman Yogyakarta. Peternakan ini merupakan salah satu usaha peternakan yang mampu bertahan saat krisis ekonomi terjadi, ketika banyak peternakan kecil dan menengah gulung tikar saat itu. Walaupun sempat menurunkan volume produksi dari 10.000 ekor ayam petelur menjadi 5.000 ayam. Keputusan itu diambil karena biaya produksi untuk 5000 ekor ayam masih bisa dipikul oleh Pak Ngatidjo, sedangkan untuk 10.000 ekor ayam, biaya produksi yang dibutuhkan sangat besar sehingga tidak mampu dipikul. Akan tetapi setelah harga bibit, pakan, obat-obatan dan peralatan yang terkait dengan usaha ternak ayam menjadi normal kembali, maka hal itu dilihat sebagai peluang untuk memperbesar usaha peternakan ayam petelur yang ada.

Keputusan untuk memperbesar usaha peternakan ini didasarkan pada peluang pasar yang begitu besar, pengalaman pengelolaan peternakan yang sudah dimiliki sehingga tidak sulit untuk memperbesar usaha, serta potensi lahan disekitar lokasi peternakan yang potensial. Berdasarkan data-data tersebut, timbul gagasan untuk pengembangan usaha peternakan dari 5.000 ekor ayam petelur menjadi 15.000 ekor ayam petelur, sesuai dengan potensi lahan yang masih tersedia dilingkungan peternakan yang sekarang ini telah berdiri. Penelitian yang dilakukan guna menghitung kelayakan pengembangan tersebut dari sisi finansial.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam petelur dengan peningkatan kapasitas kandang dari 5.000 menjadi 15.000 ekor ayam petelur.

C. Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi pengusaha peternakan

Dapat dijadikan masukan dalam menghitung kelayakan finansial jika akan meningkatkan volume produksi dari 5000 ekor ayam menjadi 15.000 ekor ayam.

2. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan kajian mengenai masalah kelayakan finansial dalam bisnis agroindustri khususnya peternakan ayam petelur.

3. Bagi peneliti

Sebagai sarana mengimplementasikan ilmu yang diterima di bangku kuliah dalam kasus nyata di lapangan,juga untuk menambah pengetahuan tentang beternak ayam petelur.

    Baca selengkapnya »

===================================================
Ingin memiliki Skripsi/Tesis versi lengkapnya? Hubungi Kami.
===================================================

Judul terkait:

    Keyword:

    ayam petelur (406), ternak ayam petelur (192), contoh studi kelayakan usaha (101), ayam petelor (91), Usaha ayam petelur (84), analisa usaha ayam petelur (83), cara beternak ayam petelur (73), bisnis ayam petelur (69), beternak ayam petelur (67), analisis kelayakan usaha (66), budidaya ayam petelur (59), peternakan ayam petelur (59), analisis usaha (56), harga ayam petelur (55), analisis usaha ayam petelur (55), kelayakan usaha (51), analisa usaha (49), gambar Kandang ayam petelur (47)

    Layanan Referensi & Konsultan Skripsi Tesis & Disertasi   No.HP/WA.0812 2701 6999  / 0817 273 509