BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Cerutu adalah suatu pola kesenangan yang hampir sama dengan rokok tetapi cerutu lebih menyehatkan daripada rokok yang beredar saat ini baik yang legal maupun tidak legal, hal ini membuat cerutu pun semakin digemari oleh masyarakat yang ingin mengubah pola kesenangan dari rokok ke cerutu (www.eramuslim.com).
Pada saat ini aktivitas rokok sudah mulai dibatasi oleh peraturan pemerintah daerah yang melarang seorang perokok untuk dapat menikmati rokoknya di sembarang tempat, sehingga membuat perusahaan rokok perlu untuk membuat strategi pemasaran yang tepat sasaran agar dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan rokok itu sendiri.
Banyaknya perusahaan rokok yang sudah berdiri di Indonesia telah menciptakan persaingan yang sangat ketat dalam industri rokok (baik yang legal dengan cukai maupun tidak). Hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi industri rokok legal yang sudah mempunyai nama besar seperti Gudang Garam, Djarum, Sampoerna, dan lain-lain.
Jika diperhatikan masyarakat di pedesaan sekarang ini lebih cenderung memilih rokok yang murah harganya dibandingkan dengan rokok yang bermerek. Hal ini dikarenakan himpitan ekonomi yang semakin menjepit keuangan mereka untuk membeli rokok bermerek yang lebih mahal.
Dengan dibelinya saham Sampoerna oleh Philip Morris ini dapat memberikan sinyalemen negatif bagi perusahaan rokok di Indonesia yang dulu sempat berkibar. Ada beberapa pendapat negatif yang mengatakan bahwa dengan dibelinya saham Sampoerna dan peraturan pemerintah daerah dapat menyebabkan berkurangnya jumlah perokok di Indonesia, sehingga dapat menggangu pendapatan perusahaan rokok di Indonesia (www.kompas.com).
Selain dari 2 (dua) faktor tersebut, masyarakat sudah mulai memahami arti pentingnya kesehatan bagi dirinya. Sudah banyak pula masyarakat yang sudah mengurangi kebiasaan merokoknya dan banyak juga masyarakat kelas atas yang mulai beralih ke cerutu sebagai pengganti rokoknya.
Di tengah fenomena tersebut nama PD Tarumartani sebagai produsen cerutu semakin berkibar. Perusahan yang telah berdiri sejak tahun 1917 ini memang menjadi spesialis cerutu kelas dunia yang dapat mempertahankan rasanya hingga kini (Profil Tarumartani, 2002).
Perusahaan cerutu yang dapat bertahan selama puluhan tahun seperti perusahaan Tarumartani dapat dihitung dengan jari, apalagi di tengah persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Selain itu Tarumartani juga terbukti dapat tetap bertahan di tengah badai krisis moneter yang telah menyebabkan banyak perusahaan gulung tikar. Akan tetapi Tarumartani juga mempunyai masalah dengan pemasarannya, yaitu cerutu masih dianggap untuk konsumsi kalangan menengah ke atas, sehingga jarang kalangan menengah ke bawah yang mengonsumsi cerutu ini. Selain itu harganya juga relatif lebih tinggi dibandingkan rokok, sehingga kurang terjangkau untuk kalangan kelas menengah ke bawah.
Memang pada jaman Belanda perusahaan Tarumartani didirikan untuk melayani kaum penjajah Belanda dan bangsawan. Sampai sekarang image itu masih tertanam di perusahaan cerutu tertua di Indonesia ini. Padahal sekarang ini perusahaan cerutu Tarumartani sudah seharusnya melakukan rekondisi dan reposisi produk bahwa sebenarnya cerutu produksi Tarumartani tidak hanya untuk kalangan menengah ke atas saja.
Keterangan: Bagi yang berminat untuk memiliki versi lengkap judul diatas dalam format Msword hubungi ke nomor: Hp/Wa. 0812 2701 6999 atau 0817 273 509. Skripsi Rp300rb, Tesis Rp500rb. Layanan ini bersifat sebagai referensi dan bahan pembelajaran. Kami tidak mendukung plagiatisme. Jika belum jelas, jangan ragu telepon kami :) |
Adanya rekondisi dan reposisi produk cerutu Tarumatani ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan cerutu Tarumartani. Namun demikian, bukan berarti melayani konsumen kalangan menengah ke bawah membuat perusahaan menurunkan kualitas produknya. Kualitas produk tetap harus dijaga, hanya saja perusahaan harus menerapkan strategi baru untuk mampu menembus pasar kalangan menengah ke bawah yang dituju. Strategi tersebut antara lain memberikan produk cerutu dengan harga murah tetapi aroma yang sama dengan cerutu yang berharga mahal dan juga kemasan yang menarik pembeli. Selain itu perusahaan juga memperluas distribusi pemasarannya sehingga dapat menjangkau calon pembeli yang lebih jauh dan pada saat yang bersamaan melakukan promosi.
Perubahan image cerutu dari konsumsi khusus kalangan kelas atas menjadi kalangan kelas menengah ke bawah dapat membawa angin perubahan yang sangat besar bagi perusahaan Tarumartani dan menjadi brand image bagi cerutu di Indonesia dan di dunia. Akan tetapi strategi tersebut perlu diteliti apakah benar dapat meningkatkan minat beli konsumen cerutu Tarumartani.
Berdasarkan latar belakang keinginan mengetahui dampak strategi pemasaran perusahaan terhadap minat beli konsumen terhadap cerutu Tarumartani, maka dilakukan penelitian berjudul Analisis Minat Beli Konsumen Cerutu di Perusahaan Daerah Tarumartani.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
- Tingginya harga produksi dan harga jual cerutu yang belum dapat dijangkau oleh kalangan menengah ke bawah.
- Penjualan perusahaan masih relatif rendah karena image cerutu hanya untuk kalangan kelas atas saja.
- Perusahaan menerapkan strategi pemasaran dengan memproduksi cerutu dengan harga murah, aroma dan rasa yang sama dengan cerutu yang berharga mahal, kemasan yang menarik pembeli, perluasan distribusi pemasaran, dan melakukan promosi untuk menarik minat beli konsumen.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian menjadi fokus dan mendapatkan hasil yang tidak bias, maka dilakukan pembatasan masalah. Berdasarkan berbagai identifikasi masalah di atas maka dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh strategi pemasaran dengan memproduksi cerutu dengan harga murah, aroma yang sama dengan cerutu yang berharga mahal, kemasan yang menarik dan perluasan distribusi pemasaran terhadap minat beli konsumen terhadap cerutu perusahaan Tarumartani.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
- Bagaimana pengaruh faktor harga, aroma, kemasan, distribusi dan promosi produk secara simultan terhadap minat beli konsumen?
- Apakah faktor harga mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap minat beli konsumen?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
- Mengetahui pengaruh faktor harga, aroma, kemasan, distribusi dan promosi secara simultan terhadap minat beli konsumen.
- Menguji apakah faktor harga mempunyai pengaruh paling dominan terhadap minat beli konsumen.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan Daerah Tarumartani
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang seberapa besar pengaruh faktor harga, aroma, kemasan, dan distribusi secara simultan terhadap minat beli konsumen. Selain itu perusahaan dapat mengetahui faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi minat beli konsumen. Selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi penentuan strategi pemasaran produk cerutu perusahaan dimasa yang akan datang.
2. Bagi Universitas Islam Indonesia
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai perilaku konsumen.
3. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah di lapangan dan untuk mempertajam pengetahuan mengenai perilaku konsumen.
4. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan masukan dalam penelitian mengenai aspek-aspek sejenis.
- Baca selengkapnya »
===================================================
Ingin memiliki Skripsi/Tesis versi lengkapnya? Hubungi Kami.
===================================================