CIRI INDIVIDU DAN TEMPAT KERJA YANG BERKAITAN DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
Jul 5th, 2008 by admin4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memegang peranan yang penting dalam semua proses kehidupan, karena manusia adalah pemikir, perencana, sekaligus pelaksana dari setiap kegiatan. Oleh karena itu manusia merupakan salah satu sumber daya, yaitu sumber daya manusia, di samping sumber daya alam dan sumber daya kapital.
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, perusahaan perlu melakukan manajemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia perlu dilakukan agar sumber daya manusia potensial yang dimiliki perusahaan dapat diarahkan secara efektif dan efisien.
Pengertian efektif dan efisien sering kali dianggap sama, padahal berbeda. Efektif memiliki konotasi yang berkaitan dengan banyaknya hasil yang dapat dicapai. Sedangkan efisien memiliki konotasi yang berkaitan dengan rendahnya korban yang ditimbulkan atau ongkos yang dikeluarkan dalam pencapaian hasil. Semakin rendah ongkos yang dikeluarkan maka dikatakan semakin efisien.
Manajemen sering dianggap sebagai sebuah proses untuk merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan dalam rangka usaha untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian ini merupakan pelaksanaan dari fungsi-fungsi yang ada dalam pengertian manajemen. Tugas manajerlah untuk melaksanakan proses perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan yang ada di perusahaan.
Fungsi-fungsi diatas akan saling berinteraksi dan kait mengkait sebagai hasil proses manajemen. Oleh karena itu proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi dalam manajemen tersebut di atas.
Tugas manajemen sumber daya manusia adalah mempelajari dan mengembangkan berbagai jalan agar sumber daya manusia dapat diintegrasikan secara efektif ke dalam berbagai organisasi yang diperlukan masyarakat. Adapun pengertian manajemen sumber daya manusia menurut Flippo (1990) adalah :
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian pengupahan, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.
Secara teoritis dikatakan bahwa faktor penting yang mempengaruhi semangat kerja karyawan adalah kepuasan kerja. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dari sikap karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu di lingkungan kerjanya. Besar kemungkinan adanya semangat kerja yang rendah pada karyawan Politeknik Kesehatan Bengkulu disebabkan oleh kurangnya kepuasan kerja karyawan.
Menjadi kewajiban setiap pemimpin organisasi untuk menciptakan kepuasan kerja bagi para karyawannya, karena kepuasan kerja merupakan faktor yang diyakini dapat mendorong dan mempengaruhi semangat kerja karyawan agar karyawan dapat bekerja dengan baik. Seorang manajer juga dituntut agar memberikan suasana kerja yang baik dan menyenangkan juga jaminan keselamatan kerja sehingga karyawan akan merasa terpuaskan.
Menurut As’ad (2000) kepuasan kerja menjadi menarik untuk diamati karena memberikan manfaat, baik dari segi individu maupun dari segi kepentingan industri. Bagi individu diteliti tentang sebab dan sumber kepuasan kerja, serta usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan kerja individu, sedangkan bagi industri, penelitian dilakukan untuk kepentingan ekonomis, yaitu pengurangan biaya produksi dan peningkatan produksi yang dihasilkan dengan meningkatkan kepuasan kerja.
Berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan, akan dilakukan penelitian di Politeknik Kesehatan Bengkulu. Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Bengkulu merupakan konversi dari Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Departemen Kesehatan Bengkulu, berdasarkan SK. Menteri Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia No. HK.00 06.1.1.017 tanggal 4 Januari 1993, menjadi Akademi Keperawatan (Akper) Departemen Kesehatan Bengkulu, berdasarkan SK Menteri Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia No. HK.00 06.1.1.935 tanggal 3 Maret 1998, berubah lagi menjadi Akademi Kebidanan (Akbid) Departemen Kesehatan Bengkulu dan terakhir berdasarkan SK Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia No. 298/Menkes-Kessos/SK/IV/2001 tanggal 16 April 2001 menjadi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Departemen Kesehatan Bengkulu yang terdiri dari Jurusan Kebidanan dan Jurusan Keperawatan yang diselenggarakan di Kota Bengkulu untuk Jurusan Kebidanan dan dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong untuk Jurusan Keperawatan.
Politeknik Kesehatan Bengkulu merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen Kesehatan RI yang dipimpin oleh seorang Direktur dan dibantu oleh Pudir I, II, dan III, tenaga dosen dan staf tata usaha yang berada di bawah Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, yang secara profesional bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan (Pusdiknakes) Departemen Kesehatan RI. Politeknik Kesehatan Bengkulu mempunyai tugas melaksanakan pendidikan profesional dalam Program Diploma I, Diploma II, Diploma III, dan atau Diploma IV sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sebagai lembaga pendidikan yang bertugas mencetak tenaga profesional di bidang kesehatan, maka para karyawan yang ada di Politeknik Kesehatan Bengkulu mempunyai peranan yang sangat besar. Adapun jumlah karyawan yang bekerja di bidang tata usaha di Politeknik Kesehatan Bengkulu ada 38 orang. Berikut rinciannya :
Tabel 1. Daftar Pegawai Tata Usaha Politeknik Kesehatan Bengkulu
No |
Jabatan |
Pendidikan |
P/G |
Sumber Data : Politeknik Kesehatan Bengkulu, 2004.
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik di bidang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, maka dilakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia di Poltekkes Bengkulu dengan cara mengirim beberapa karyawan Poltekkes Bengkulu untuk melaksanakan tugas belajar ke beberapa Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia. Jenjang pendidikan yang ditempuh oleh para karyawan itu mulai dari jenjang pendidikan D4, S1 sampai S2. Data selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2. Karyawan Politeknik Kesehatan Bengkulu yang Mendapat
Tugas Belajar.
Jenjang |
Tahun |
|
Pendidikan |
2003 |
2004 |
D4 S1 S2 |
– – 1 |
4 2 – |
Sumber Data : Politeknik Kesehatan Bengkulu, 2004.
Keterangan: Bagi yang berminat untuk memiliki versi lengkap judul diatas dalam format Msword hubungi ke nomor: HP. 0819 0405 1059/ 0812 2701 6999 atau Telp.0274-9553376. Skripsi Rp300rb, Tesis Rp500rb. Layanan ini bersifat sebagai referensi dan bahan pembelajaran. Kami tidak mendukung plagiatisme. Jika belum jelas, jangan ragu telepon kami :) |
Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, sumber daya manusia yang ada di Politeknik Kesehatan Bengkulu mempunyai semangat kerja yang tidak begitu tinggi. Hal ini dapat diketahui dari adanya beberapa pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Padahal sebenarnya dari segi fasilitas kantor, peralatan bantu kerja, suasana kerja, semuanya cukup kondusif.
Ditinjau dari absen karyawan, didapatkan data awal bahwa masih ada karyawan Politeknik Kesehatan Bengkulu yang tidak hadir tanpa keterangan yang jelas. Berikut data absensi karyawan tahun 2003.
Tingkat absensi yang terjadi sepanjang tahun 2003 adalah :
Tabel 3. Tingkat Absensi Karyawan Politeknik Kesehatan Bengkulu.
Alasan Tidak Hadir |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
1. Sakit 2. Izin 3. Tanpa alasan |
2 12 10 |
8,33 50 41,67 |
Jumlah |
24 |
100 |
Sumber : Data Karyawan Poltekkes Bengkulu, 2003.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah karyawan yang tidak masuk tanpa alasan yang jelas, menempati 41,67% dari total ketidakhadiran karyawan. Tingginya persentase ketidakhadiran karyawan tanpa ada alasan yang jelas ini harus segera dikurangi, karena dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang ada di Poltekkes Bengkulu.
Karyawan yang tidak masuk tanpa alasan yang jelas di atas, kebanyakan berasal dari karyawan staff. Di Politeknik Kesehatan Bengkulu, dilihat dari eselonisasinya, ada karyawan yang merupakan pejabat eselon dan ada yang bukan pejabat eselon. Karyawan yang bukan pejabat eselon inilah yang sering tidak masuk kerja tanpa ada alasan yang jelas. Selengkapnya mengenai eselonisasi karyawan di Poltekkes Bengkulu dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4. Eselonisasi Karyawan Politeknik Kesehatan Bengkulu.
Jabatan |
Eselon |
Jumlah |
Direktur Administrasi Umum Administrasi Akademik |
IIIA IVA IVA |
1 1 1 |
Jumlah |
|
3 |
Sumber : Politeknik Kesehatan Bengkulu, 2004.
Adanya ketidakpuasan kerja yang dialami oleh karyawan dapat disebabkan oleh adanya hal-hal yang belum sesuai dengan keinginan karyawan. Hal yang belum sesuai dengan keinginan karyawan ini dapat berasal dari ciri individu, ciri lembaga maupun ciri eksternal.
Ciri individu yang dapat menghasilkan ketidakpuasan bagi karyawan antara lain masalah gaji dan kompetensi. Sebagai contoh, karyawan merasa gaji yang diterima di Politeknik Kesehatan Bengkulu tidak sesuai dengan kerja yang dilakukannya. Ada pula karyawan yang merasa ditempatkan pada tempat yang tidak sesuai dengan kompetensinya, misalnya karyawan yang tidak menguasai komputer ditempatkan di bagian admisnistrasi yang mengharuskannya menggunakan komputer. Di lain pihak ada karyawan yang menguasai komputer ditempatkan sebagai Bagian Humas yang sama sekali tidak disukainya. Adanya penempatan yang tidak sesuai dengan kompetensi karyawan ini membuat karyawan merasa tidak puas sehingga menurunkan semangat kerja karyawan.
Ciri organisasi yang dimaksud antara lain motivasi dari pimpinan dan kondisi kerja yang ada di Politeknik Kesehatan Bengkulu. Contoh motivasi dari pimpinan adalah kebijakan memberi penghargaan kepada karyawan yang melakukan tugasnya dengan baik, dan pemberian hukuman bagi karyawan yang melalaikan tugasnya. Sedangkan contoh kondisi kerja adalah keadaan tempat kerja yang sehari-hari dihadapi oleh karyawan, misalnya kondisi ruang kerja, peralatan kerja, fasilitas kerja, dan lain-lain.
Selain disebabkan oleh ciri individu dan ciri organisasi yang tidak sesuai dengan keinginan karyawan, ketidakpuasan kerja yang dialami karyawan Politeknik Kesehatan Bengkulu dapat juga disebabkan oleh ketidakpuasan terhadap ciri eksternal. Ciri eksternal adalah hal-hal di luar ciri individu dan ciri lembaga yang berada di luar diri karyawan. Sebagai contoh, lingkungan keluarga dan lingkungan tempat tinggal karyawan. Lingkungan keluarga yang tidak mendukung kerja karyawan, akan menjadi sumber ketidakpuasan kerja karyawan. Demikian juga lingkungan tempat tinggal karyawan yang menganggap rendah pekerjaan karyawan, akan membuat karyawan merasa pekerjaannya tidak menyenangkan sehingga merasa tidak puas dengan pekerjaannya tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Ciri Individu dan Tempat Kerja yang Berkaitan dengan Kepuasan Kerja Karyawan Politeknik Kesehatan Bengkulu.”
B. Perumusan Masalah
Kepuasan karyawan Politeknik Kesehatan Bengkulu belum
seperti yang diharapkan, sehingga karyawan menjadi tidak semangat bekerja, tidak dinamis, tidak cekatan dan tidak responsif.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Untuk mempelajari alasan-alasan ketidakpuasan karyawan dikaitkan dengan ciri individu, ciri lembaga, dan ciri eksternal.
2. Tujuan Khusus :
a. Mempelajari alasan-alasan ketidakpuasan karyawan terkait ciri individu, yaitu gaji dan kompetensi.
b. Mempelajari alasan-alasan ketidakpuasan karyawan terkait ciri lembaga, yaitu motivasi dari pimpinan dan kondisi kerja.
c. Mempelajari alasan-alasan ketidakpuasan karyawan terkait ciri eksternal, yaitu keluarga.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Praktis
a. Secara kelembagaan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi manajemen Politeknik Kesehatan Bengkulu dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
b. Secara perseorangan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk meminta pihak manajemen mengadakan kebijakan-kebijakan khusus guna meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber masukan bagi peneliti lain yang mengkaji bidang yang sama.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang bertopik ciri individu dan tempat kerja yang berkaitan kepuasan karyawan di Politeknik Kesehatan belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Akan tetapi penelitian yang relevan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh :
- Srijoni (1998) yang berjudul Analisis Kepuasan Kerja Perawat Gigi Puskesmas di Propinsi Bali. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah dalam hal pokok kajian yang diteliti yaitu kepuasan kerja, sedangkan perbedaannya terletak pada objek penelitiannya.
- Sarjiyem (2003) yang berjudul Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Perawat di RS Sardjito Yogyakarta. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah objek penelitiannya sama-sama kepuasan kerja, perbedaannya adalah pada penelitian ini variabel yang diteliti hanyalah faktor kepuasan kerja saja, sedangkan pada penelitian Sarjiyem yang diteliti terdiri dari tiga variabel, yaitu kepuasan kerja, motivasi kerja dan prestasi kerja.
- Baca selengkapnya »
===================================================
Ingin memiliki Skripsi/Tesis versi lengkapnya? Hubungi Kami.
===================================================